AMBON adalah kota kedua dalam rangkaian roadshow Pesta Pendidikan (PeKan) 2017. Sebelum Ambon, PeKan berlangsung di Bandung pada 24-25 Februari 2017. Pesta Pendidikan Ambon berlangsung dua hari pada 17-18 Maret 2017 di beberapa lokasi dengan kegiatan yang melibatkan berbagai pihak: pemerintah, siswa, guru, orangtua dan publik yang peduli pada pendidikan.

Pada hari pertama, sesi Ngobrol Publik PeKan berlangsung di 7 lokasi yaitu: SDI Al-Fattah, SMAN 2 Ambon, SMAK 7 Ambon, SMA Kristen YKPM, SMA PGRI 1, SMA Xaverius, SMAN 1 Ambon. Di lokasi-lokasi tsb, berbagai macam sesi dengan topik menarik yang diselenggarakan oleh organisasi dan komunitas yang berasal dari Jakarta maupun Ambon.

Di Aula SDI Al-Fattah, Living Qur’an (LQ) mengadakan sesi Lingkar Pendidik “Metode Pendidikan Agama Islam Yang Menyenangkan Pada Anak dan Remaja” yaitu metode mendidik agama untuk anak dan remaja. Bagaimana menanamkan nilai-nilai agama agar anak mampu mengimlementasikan dlm kehidupan sehari-hari. LQ memberikan tips-tips praktis mendidik agama bagi para guru dan orang tua.

Keluarga Kita kali ini menghadirkan sesi tentang mengasuh anak di era digital, tantangan serta hambatan dan hal-hal yang perlu dilakukan oleh orangtua. Sesi dihadiri sekitar tiga puluh orang peserta, berlokasi di SMAN 2 Ambon.

Kampus Guru Cikal (KGC) menyelenggarakan sesi Pelatihan Guru Merdeka Belajar di Aula SMAN 1 Ambon. Diikuti oleh sekitar lima puluh orang guru, sesi berlangsung selama 6 jam. Bukik Setiawan dari KGC menyebutkan, “Guru yang siap mengajar adalah guru yang terus belajar. Pelatihan Guru Merdeka belajar membantu guru untuk menumbuhkan diri yang merdeka dalam belajar dan juga cara untuk membantu siswa menjadi pelajar yang merdeka dalam belajar.”

Berlokasi di SMA Kristen YKPM, Inibudi melaksanakan Pelatihan Guru Berbudi yaitu pelatihan guru membuat video pelajaran. Guru-guru bersama inibudi akan merancang bersama dan ke depannya mereka akan bisa membuat video sendiri untuk pembelajaran maupun asesmen.

Organisasi dan Komunita dari Ambon juga menyemarakkan Ngobrol Publik di hari pertama PeKan Ambon. Forum Anak Maluku Manise (FAKUM) mengadakan sesi yang berjudul Peran Anak sebagai Pelapor & Pelopor dalam mengurangi Tindak Kekerasan Terhadap Anak. Harapan yang ingin dicapai dari sesi ini adalah anak-anak dapat berpartisipasi dalam mengurangi tindakan kekerasan di sekitarnya dan anak-anak mendapatkan informasi bagaimana cara untuk mengurangi atau mengurangi tindak kekerasan di sekitarnya.

Bengkel Sastra Maluku, di Aula SMKN 7 Ambon mengadakan sesi Peran Sastra Dalam Menumbuhkan Karakter Anak Maluku. Sesi ini mengupas karya Sastra sebagai salah satu pendekatan  untuk  menghidupkan, merawat, membiasakan, melestarikan, mendarah daging kambing nilai-nilai kehidupan (Kedamaian, Penghargaan, Cinta, Toleransi, Kejujuran, Kerendahan Hati, Kerjasama, Kebahagiaan, Tanggung Jawab, Kesederhanaan, Persatuan, dan Kebebasan). Dengan membuat karya sastra, membaca karya sastra, mengapresiasi karya sastra, maka anak dan remaja bahkan semua kita akan mendapat pengalaman batin dan permenungan, sehingga pola pikir dan pola perilaku akan mendapat bobot positif.

Di Aula SMAN 2 Ambon, juga berlangsung sesi dari LPSPL Sorong Satker Ambon dengan topik Konservasi Jenis Ikan untuk Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat. Tujuan sesi ini adalah masyarakat pesisir dapat secara mandiri melakukan kegiatan yang bertujuan untuk pemberdayaan kesejahteraan, juga adanya kesadaran untuk menjaga sumber daya alam laut Maluku sebesar 92% dengan mengetahui tata cara pemanfaatannya.

Hari kedua PeKan Ambon yaitu Festival Publik yang terdiri dari Ngobrol Publik 10 Komunitas, Pameran Publik 25 Komunitas serta acara di panggung utama yang diramaikan dengan 3 Talkshow, 13 penampil seni, dan 7 penampil dari sekolah.

Acara dimulai pada pukul 09.00 diawali dengan pembukaan oleh Najelaa Shihab sebagai Inisiator Pesta Pendidikan, Drs. Zulkilfi Anwar, Ak.M.Si selaku Sekda Provinsi Maluku, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Ambon yaitu Benjamin Kainama S.Pd.

“Pesta Pendidikan murni diinisiasi oleh publik. Pesta Pendidikan adalah bukti bahwa publik berdaya. Di Pesta Pendidikan ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah urusan semua orang, berbagai inovasi dan praktik baik dilakukan oleh publik untuk pendidikan. Pesta Pendidikan juga menunjukkan bahwa berbagai stake holder dalam pendidikan dapat bekerja barengan, pemerintah, guru, orangtua, siswa, publik berkumpul untuk mencapai tujuan pendidikan. Harapannya, Pesta Pendidikan tidak dilakukan hanya di dua hari ini saja, namun dapat dilakukan secara rutin dengan berkontribusi pada pendidikan dalam keseharian,” sambutan Najelaa Shihab membuka Pesta Pendidikan. Sambutan juga diberikan oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Maluku dan perwakilan Pemerintan Kota Ambon.

Pemukulan Tifa bersama-sama menandai dibukanya PeKan Ambon. Dari panggung utama, acara berpindah ke Lapangan Merdeka untuk Deklarasi UN Jujur yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Mari sukseskan UN bersih!” Himbau Benjamin Kainama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Ambon.

Acara di panggung utama selanjutnya diisi oleh Tari Sahureka-reka dari SDN Hukurila, musik dari Bengkel sastra Maluku, Tarian dari SDI Al-Fatah, Musikalisasi Puisi oleh Starlet Course, Tari Katreji oleh SDN XIII-I Kartika.

Selain di panggung utama, acara juga berlangsung di Pendopo Lapangan Merdeka yaitu Pameran Publik. Pameran Publik adalah display karya para organisasi/komunitas pendidikan dari Jakarta maupun Ambon berisi informasi kegiatan organisasi dan komunitas serta dampak nyata yang telah berhasil dilakukan. Di lokasi Pameran Publik juga tersedia Pojok Bahasa, Pojok Sains dan Pojok Buku. Aktivitas seru juga berlangsung di area Pameran Publik dengan adanya permainan puzzle kardus. Anak-anak yang menghadiri pameran ini, menyusun susunan puzzle yang terbuat dari kardus besar. Permainan ini mengundang tawa dan keseruan anak-anak juga para pengunjung Pameran Publik.

Acara di panggung utama berlanjut dengan Diskusi Publik yang digagas oleh Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) dengan tajuk “Menyorot 4 Kompetensi  Guru Indonesia”. Sesi ini menghadirkan narasumber Mimi Hudjajani dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Benjamin Kainama,S.Pd, Najelaa Shihab (PSPK), Stanley Ferdinandus (Heka Leka) dan Bukik Setiawan (KGC). Sesi ini mengupas semangat dan kemauan belajar para guru di Maluku untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitasnya sebagai guru.

Selanjutnya di panggung utama berlangsung penampil seni dari sekolah maupun komunitas pendidikan. Tari Orlapei dari SDN 44 Koneng, Walang Bastori: Teatrikal Drama “Mati Suri”, Tari Maku-maku oleh SDN 15, Tarian dan nyanyian dari SLB Kota Ambon dan SLB Batu Merah, String Ensamble oleh SMPN 4, Musikalisasi Puisi dan Cerpen oleh Kompasianer Amboina, Moderen Dance dari SMA XAVERIUS, Study Group Hekaleka menghadirkan FlashMob, penampilan dari Juara 1 Menyanyi se Kota Ambon dari SMA Xaverius, LPSPL Sorong Satker Ambon menghadirkan Teatrikal Minat Belajar berjudul “Belajar Maka Kita Akan Sukses”.
Sementara itu Ngobrol Publik juga berlangsung di dua Kelas yaitu Kelas A dan Kelas B di area Pendopo Lapangan Merdeka.

Kelas A dimulai oleh komunitas Taman Baca Keta, Mahasen Rumakamar menuturkan alasan berdirinya Taman Baca Keta adalah karena keprihatinannya terhadap rendahnya kemampuan dan minat membaca anak anak di wilayahnya. Taman Baca Keta menampung anak anak yang bersekolah formal maupun yang tidak bersekolah untuk berkumpul dalam kegiatan membaca bersama-sama. Hasil positif telah Nampak dari bertambahnya jumlah anak anak yang datang dan membaca di Taman Baca Keta.

Sesi kedua dilanjutkan oleh komunitas Taman Baca Pelangi. Komunitas yang menekankan pada menumbuhkan minat baca anak melalui perpustakaan ramah anak, khususnya di Indonesia Timur, bekerja dengan cara membangun atau merenovasi perpustakaan di sekolah-sekolah. Saat ini sudah ada sekitar 55 sekolah yang ditangani oleh komunitas ini.

Alpha I Chapter Maluku “Enaknya Studi di Amerika” juga hadir meramaikan ngobrol public di Pekan Ambon. Wiesye. V. Pelupessy dan Rallya Telussa, sukses menginspirasi peserta untuk meraih pendidikan yang tinggi, tidak takut bermimpi dan harus memiliki cita-cita. Peserta dengan antusias menyimak acara ngobrol ini sampai selesai.

Ikatan Guru Indonesia Maluku, hadir di sesi berikutnya dengan tema Literasi Digital bagi Guru di Abad 21. Bapak R.A Sangia, ketua lembaga organisasi IGI Maluku menekankan bahwa guru harus melek teknologi, sehingga mata pelajaran TIK sangat berperan penting dalam mengembangkan keterampilan abad 21 dan bisa diintegrasikan dalam semua mata pelajaran.
Sesi ngobrol publik Kelas A ditutup oleh hadirnya komunitas Walang Baca Air Panas Tulehu yaitu Putihaji Talaohu sebagai founder taman baca ini. Tidak jauh berbeda dengan Taman Baca Keta, Walang Baca Air Panas Tulehu juga memberdayakan masyarakat sekitar untuk terlibat dalam pendidikan membaca, terutama untuk anak-anak. Komunitas ini juga telah bekerjasama dengan mahasiswa diari beberapa Universitas Negri untuk hadir dan mengajar anak anak di wilayah Maluku.

Di Kelas B, diramaikan oleh komunitas-komunitas yang seru. Hadir Kompasioner Amboina (KOMA), Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI), English Debating Club Pattimura University, dan juga Komunitas Kejar Mimpi yang membahas berbagai macam tema yang menarik tentang berbagai aspek tentang pendidikan. KOMA, yang mendapatkan sesi pagi, membahas mengenai mengekspresikan Maluku melalui media sosial. Sesi yang dilakukan dalam waktu 45 menit tersebut menjawab pertanyaan tentang bagaimana mengenalkan keindahan Maluku kepada khalayak luas, seperti Pantai Liang dan pantai Natsepa. Tidak hanya membahas cara, membangun komunitas lewat sosial media juga dibahas pada sesi ini. Sesi yang dibawakan oleh Ibu Yusniar ini secara interaktif diikuti oleh siswa dan siswi SMP dan SMA Kota Ambon.

Sesi selanjutnya juga tidak kalah menarik. PCMI mengajak peserta untuk berdiskusi mengenai Duta Muda, bahwa anak muda bisa berkontribusi melakukan perubahan dengan menjadi Duta Muda. Dengan judul kelas yang bertajuk “Duta Muda Bukan Mimpi Belaka”, Aditya membawakan sesi ini dengan menggambarkan cerita-cerita menjadi peserta Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN), dimana PCMI ini adalah perkumpulan dari para alumni PPAN.

Sesi ketiga pada kelas B ini dipimpin oleh English Debating Club Pattimura University. Di sesi ini, para pengajar dan mentor dari klub pengembangan keterampilan debat dalam Bahasa Inggris ini membawakan keterampilan apa saja yang dibutuhkan dalam menghadapi Abad 21. Pada pemaparannya, disampaikan bahwa keterampilan seperti komunikasi dan kreativitas adalah kompetensi yang digali dalam komunitas tersebut lewat kegiatan debat. Banyak pertanyaan menarik yang diajukan oleh para peserta yang hadir di sesi ini, seperti apa saja yang bisa dipersiapkan oleh seseorang yang akan mengikuti debat dan juga seberapa lama harus belajar agar bisa menjadi seorang pelaku debat Bahasa Inggris yang profesional.

Di sesi yang terakhir, Shafiq Pontoh dari Kejar Mimpi mengajak peserta kelas Ngobrol Publik B di Pekan Ambon untuk berdiskusi mengenai mewujudkan mimpi di era digital. Lewat bantuan 5W dan H, Kejar Mimpi ingin mengajak anak muda untuk mewujudkan mimpi apapun yang diinginkannya. Dengan mencatat mimpi dan menggunakan sosial media Kejar Mimpi, harapannya anak-anak mudah di Indonesia bisa lebih bisa mewujudkan mimpinya dengan lebih mudah. Sesi Kejar Mimpi ini sekaligus mengakhiri sesi Ngobrol Publik hari kedua di Ambon. Peserta yang kebanyakan adalah siswa SMP dan SMA memenuhi semua sesi Kelas B ini dan pulang dengan senyum lebar membawa inspirasi.

Kembali ke panggung utama, acara selanjutnya adalah talkshow “Memajukan Pendidikan di Kepulauan Indonesia” bersama Rosiani Putty, Engangement manager inibudi, Yosua Phillipus, Gerakan Kisar Cerdas, Miftah Sabban, Divisi Pendidikan Kelompok Kreatif Anak Banda dan Artika Mantaram, Living Quran (Moderator). Inibudi melaksanakan program Dukung Belajar, yaitu pengiriman video-video pelajaran dalam flash disk ke sekolah-sekolah di kepulauan.

Acara seni kembali mengisi panggung utama, yaitu antara lain: band Safe and Sound membawakan lagu Mengejar matahari, Tarian Hip Hop dari Tahury, kolaborasi Musik dan tarian dan SMA Kristen YPKPM, hip hop/rap dari Tickangpalungku, band The River’z, Manumata hiphop yang seru sekali, penampilan dari Sanggar Manue Nunusaku, Tarian Sasi Lompa, band x-po, Musikalisasi Puisi : Morika Tetelepta – Ardelony Imlabla, band Kanasar, dan penampilan dari Siera Latupeirissa dengan suaranya yang merdu sampai ke hati.
Talkshow terakhir di panggung utama PeKan Ambon menghadirkan Najelaa Shihab, Glenn Fredly dan Figgy Papilaya dengan topik “Kontribusi Musik untuk Pendidikan Indonesia”. Glenn Fredly menyatakan bahwa musik adalah gaya hidup, yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari sehingga harus selalu sesuai konteks sosial di wilayah lahirnya musik tersebut. Figgy Papilaya menyebutkan bahwa musik adalah simbol peradaban yang artinya akan selalu berkait dengan pendidikan. “Musik adalah metode membangun sebuah hubungan dan mempermudah cara mengingat,” tukas Najelaa Shihab. Talkshow ditutup dengan bersama-sama menyanyikan lagu Kasih Ibu, usulan dari penonton yang menyimak talkshow ini.
Glenn Fredly mengakhiri acara di panggung utama dengan membawakan lagu “Tinggikan” yang juga adalah soundtrack dari film Cahaya Dari Timur Beta Maluku. Semua penonton kur menyanyikan lagu ini beriringan dengan senja di Lapangan Merdeka.
Panitia, penonton serta semua relawan yang terlibat flash mob bersama di depan panggung utama, menandakan berakhirnya PeKan Ambon. Danke untuk semua yang telah berpartisipasi. Sampai Bakudapa!

whatsapp-image-2017-03-22-at-7-01-12-am      whatsapp-image-2017-03-22-at-7-01-21-am