Pesta Pendidikan Bandung berlangsung dua hari pada 24-25 Februari 2017. Kegiatan berlangsung di dua lokasi yaitu Ngobrol Publik di Universitas Pendidikan Indonesia dan Pameran Publik di Bandung Planning Gallery, dan Festival Publik di Taman Sejarah, Balai Kota Bandung.

Ngobrol Publik adalah kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas/organisasi pendidikan berupa bincang publik, kelas lokakarya, sesi berbagi, dan pelatihan dengan berbagai topik.

Pameran Publik adalah pameran karya-karya komunitas/organisasi pendidikan berisi program, aktivitas dan dampak yang telah dilakukan atas kegiatan-kegiatannya. Berbagai komunitas/organisasi pendidikan berpartisipasi dalam pameran publik yang berlangsung selama dua hari. Dengan mengunjungi Pameran Publik ini, harapannya pengunjung dapat melihat kiprah berbagai komunitas/organisasi pendidikan dan selain bisa memanfaatkannya dengan bergabung dengan komunitas/organisasi yang diminati, juga bisa berkontribusi sesuai minat dan keterampilan yang dimilikinya barengan komunitas/organisasi yang terlibat di Pesta Pendidikan.

Festival Publik adalah rangkaian acara yang berisi kegiatan seni, maupun bincang-bincang serta diramaikan oleh kehadiran berbagai kalangan antara lain: sekolah, orangtua, guru dan publik Bandung juga para penampil yaitu musisi, seniman, siswa-siswa dan pegiat pendidikan.

Jumat pagi, 24 Februari di Universitas Pendidikan Indonesia, cuaca sejuk dan Ngobrol Publik sudah ramai sejak pukul 8 pagi. Ada tujuh organisasi yang menyelenggarakan kegiatan di Ngobrol Publik. Di sesi pagi, Inibudi.org mengadakan Pelatihan Guru Kreatif Masa Depan yaitu pelatihan membuat video pelajaran untuk para guru. Di kelas lain, berlangsung sesi Holistic Wellbeing bersama William S. Budiman (Positive Psychology Trainer).

Di sesi siang ada lima kelas yang ikut meramaikan Pesta Pendidikan yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini. Ada Pinisi Edubox yang mengangkat penggunaan teknologi sebagai bagian dari kegaitan belajar di sekolah, ada juga lanjutan kelas kurikulum Keluarga Kita (KK) mengenai hubungan reflektif, selain itu ada Kampus Guru Cikal yang menjadi tempat berkumpulnya para pendidik. Juga ada pusat Edukasi Anti Korupsi KPK,dan juga Sering Sharing Community.

Di sesi siang kelas Keluarga Kita, peserta aktif diajak untuk mengenali emosi dan bagaimana hal tesrbut akan berpengaruh pada pola pengasuhan. Kegiatan seperti respon dan mengenali emosi dominan menjadi bagian penting dari kegiatan KK. Lain lagi dengan Pinisi Edubox, yang menceritakan tentang teknologi yang terintegrasi dengan asesmen dalam pembelajaran. Kelas ini banyak menarik peserta-peserta muda yang tertarik dengan teknologi dan pembelajaran.

Selain itu, Kelas Kampus Guru Cikal ramai dengan para guru dari Bandung dan daerah sekitarnya. Ada yang dari Cirebon, Kuningan, bahkan guru dari Pekalongan juga hadir meramaikan Temu Pendidik, khas Kampus Guru Cikal yang mengangkat cerita-cerita. Tidak mau kalah, kelas Pusat Edukasi Antikorupsi KPK juga ramai dengan Training Edukasi Antikorupsi Menggunakan Boardgame. Peserta diajak untuk langsung mengaplikasikan kegiatan belajar mengenai anti-korupsi dan mengenal politik lewat permainan yang seru dan menyenangkan.

Deretan Ngobrol Publik berakhir pada pukul 18.30. Hari pertama diakhiri dengan kelas terakhir, yakni kelas dari Sering Sharing Community tentang berbagi inspirasi. Sungguh lengkap untuk memulai rangkaian Pesta Pendidikan Bandung.

Hari kedua Pesta Pendidikan yang berlangsung di Taman Sejarah yang sangat nyaman dengan taman yang asri serta tata letak yang sedap dipandang mata, dan juga didukung oleh angin segar di Sabtu pagi. Walikota Bandung Ridwan Kamil hadir pukul 09.00 dengan sepeda bersama Atalia Ridwan Kamil langsung disambung meriah oleh pengunjung.

Setelah marching band oleh SDN Banjarsari Merdeka yang berlangsung seru dan menjadi pembuka yang menyemangati para pengunjung Festival Publik, acara dibuka oleh sambutan dari Najelaa Shihab, inisiator Pesta Pendidikan.

“Pesta Pendidikan diadakan untuk agar dapat menjadi ruang kolaborasi antara pemerintah, komunitas/organisasi, sekolah maupun stake holder lainnya di bidang pendidikan. Dengan semangat barengan, harapannya kita semua dapat bergerak, belajar dan bermakna dengan tema Pesta Pendidikan 2017 ini yaitu Berkarya Melintasi Batas,” ucapnya, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ridwan Kamil.

“Masa depan pendidikan Indonesia cerah. Terima kasih kepada Pesta Pendidikan sebagai contoh pemuda-pemuda yang merumuskan pendidikan Indonesia yang lebih baik,” buka Ridwan Kamil dalam sambutannya. “Tantangan pendidikan Indonesia besar saat ini, dan jangan terus memberikan kabar negatif, beritakan infokan inovasi pendidikan kepada khalayak luas,” sambungnya lagi.

“Pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah saja, bukan tanggung jawab kepala sekolah saja, bukan tanggung jawab sekolah saja. Pendidikan tanggung jawab kita semua. Semua wajib bergerak mendukung pendidikan. Kita jadikan Indonesia lebih baik, dengan berkolaborasi untuk pendidikan,” tutup Ridwan Kamil dalam sambutannya yang diakhiri dengan bersama memainkan permainan tradisional kitiran dan ular naga panjangnya yang dimotori oleh Komunitas Hong.

Setelah acara pembukaan, panggung utama dilanjutkan dengan berbagai acara seru dengan penampil berbagai sekolah dan komunitas di Bandung, antara lain: Tatalu Percussion & Kids Acoustic, Performance Art oleh Art Therapy Centre, Rampak Angklung SDN Soka, Parade Anak Bercerita oleh Picupacu Kreativitas Indonesia, Dramatic Reading Teater Baraya, dan masih banyak lagi pertunjukkan seni dan budaya yang meramaikan panggung.

Di Balai Kota, di saat yang bersamaan berlangsung beberapa acara Ngobrol Publik. Antara lain yang diadakan oleh Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) bertajuk Hoax dan Kebijakan Literasi Lintas Ilmu dengan menghadirkan Keynote Speaker Ridwan Kamil dan narasumber: Miko Ginting SH (Jentera), Dr. H Elih Sudiapermana MPd (Kepala Dinas Pendidikan Bandung), Roby Muhammad, PhD (Provetics), Prof H. Furqon, MA., PhD (Rektor UPI Bandung) dan Ifa H. Misbach, MA. (Psikolog, Dosen UPI). Sesi ini mengulas kebijakan literasi serta dampak program dan hasil riset seputarnya. Sesi berlangsung ramai dan seru dihadiri para guru dan sekolah dari berbagai wilayah di Bandung.

Di lokasi lain, berlangsung juga Pelatihan Guru Merdeka Belajar yang digagas oleh Kampus Guru Cikal, sesi berlangsung dari pagi hingga sore dihadiri oleh para guru dari Komunitas Guru Belajar. Tak jauh dari lokasi ini juga berlangsung, sesi Indonesia Melek Film yang digagas oleh Sinema Edukasi. Pada sesi ini para peserta dari berbagai sekolah mendapatkan keterampilan untuk menggunakan film sebaai media belajar.

Menjelang sore pengunjung disuguhi dengan vocal grup para remaja SMP Negeri 2 Bandung. Lagu tradisional berjudul Lalajo wayang, dalam bahasa Indonesia berarti menonton wayang, berhasil mereka nyanyikan dengan sangat indah. Harmonisasi suara ke empat personilnya dan permainan gitar salah seorang dari anggotanya membuat kami terpana sejenak. Tidak heran bila pada tahun 2016 mereka meraih gelar Penampilan Tingkat Terbaik Nasional di ajang FLS2N Manado.

Sebelum menikmati hiburan yang lain, pengunjung berkesempatan untuk mendapatkan informasi tentang Film dan Edukasi. Talkshow yang dibawakan oleh Sinedu (Sinema Edukasi) dan Ruang Film Bandung menjelaskan  bahwa film merupakan media edukasi secare visual sehingga lewat media film kita bisa mendidik dan mengajarkan kebaikan.

Hujan yang sempat mengguyur kota bandung tidak menyurutkan semangat para pengunjung dan pengisi acara untuk terus merayakan pesta pendidikan ini. Salah satunya adalah band lokal kota Bandung yang bernama Jionara, menghibur para pengunjung dengan musiknya yang apik dilengkapi suara vokalis yang jernih. Permainan biola yang dibawakan satu satunya perempuan di grup itu, cukupo menghipnotis kami dengan lagu Gugur Bunga yang membuka penampilan mereka, dilanjutkan dengan lagu ciptaan mereka sendiri yaitu Jas Merah, terinspirasi dari Bung Karno dan ditutup dengan Hymne Guru telah membangun kembali semangat kami sore itu.

Di tempat lain yaitu di Balaikota, kelas diskusi tetap berlangsung. Peserta remaja yang mengikuti kelas lanjutan dari Youth Manual sangat antusias untuk mengikuti kelas sampai selesai. Youth Manual berbagi cerita dari dua narasumbernya yaitu Fadel Muhammad yang berhasil di bidang Sistem Informasi dan Pendidikan dilanjutkan oleh Yulia Latifah yang merupakan Nurse Traveler yang telah melakukan perjalanan keliling Indonesia karena profesinya. Sesi Tanya jawab para peserta yang rata rata remaja berlangsung seru dan menyenangkan!

Di Ngobrol Publik yang lain, Warung Imajinasi, salah satu LSM dari kota Bandung yang dimotori oleh Kang Akil, mengajak para pengunjung untuk mau bergerak bersama-sama dalam bidang pendidikan, khususnya dalam meningkatkan minat baca anak. Warung Imajinasi selalu melakukan social campaign secara rutin dengan tujuan untuk mengajak masyarakat terlibat dalam menginspirasi anak anak agar punya mimpi untuk berkembang dan maju dengan cara meningkatkan minat baca mereka walaupun beberapa dari mereka tidak mampu untuk mendapat pendidikan secara formal karena berbagai faktor.

Sibejoo, salah satu yayasan yang bergerak di bidang Pendidikan dan Sosial, membagi tips jitu masuk perguruan tinggi kepada peserta Ngobrol Publik.  Sibejoo membuka kelas belajar secara online untuk persiapan menuju perguruan tinggi, selain itu mereka juga membantu para pelajar untuk bisa menentukan jurusan yang sesuai dengan minat dan kemampunnya.  Peserta Ngobrol ini begitu antusias mengikuti diskusi hingga selesai dan segera membangun rencana rencana mereka ke depan.

Di panggung utama Pesta Pendidikan, acara masih berlangsung meriah. Pengisi acara seperti  Mr. Sonjaya dengan lagu-lagunya dan Nia Aladin yang bermain Violin dengan memukau telah sukses membuat suasana sore lebih romantis dan seru.

Living Qur’an yang merupakan salah satu komunitas penggagas dari kota Jakarta, turut mengisi panggung utama dengan diskusi religinya bertema Hidup bersama Al Qur’an Sepanjang Sejarah Indonesia. Dengan narasumber Bapak Romli Syarqawi Zain dan moderator ibu Ayudyah Wahyuningsih, menyadarkan pentingnya muslim untuk berperilaku sesuai tuntunan Al qur’an bagi kerukunan umat khususnya di Indonesia.

Band lokal lainnya yang berasal dari kampus dan SMA di Bandung turut meramaikan acara hari kedua di Taman Sejarah Bandung.  Penampilan keren dari ANWOC, SMA Al Bidayah_ Azalia Voice dan VL Band ITENAS sukses menghibur para pengunjung yang sesekali ikut menari dan bernyayi bersama sama sepanjang sore.

Hari Sabtu selepas maghrib, pengunjung semakin memadat di Taman Sejarah Bandung. Suasana semakin seru dan hangat dalam merayakan pesta pendidikan. Mereka semua menunggu penampilan puncak yang akan semakin memeriahkan penutupan acara Pesta Pendidikan. Efek Rumah Kaca, salah satu band yang sudah sangat dikenal, meriuhkan para pengunjung. Bapak Walikota Bandung, yaitu Bapak Ridwan Kamil hadir bersama Ayah Pidi Baiq mengundang gelak tawa pengunjung. Suasana gembira dan akrab sangat terasa, ketika pemimpin kota berdekatan dengan warganya untuk mengobrol dengan santai namun sarat makna.

Acara hari kedua ditutup dengan penampilan yang sangat manis dari penyanyi Tulus. Lagu pembukanya yaitu Manusia Kuat, liriknya yang menggugah semangat dan sangat indah bisa dimaknai sebagai bagian dari pesan Pesta pendidikan yaitu Berkarya Melintasi Batas. Suara Tulus mampu menghipnotis para pengunjung Pesta Pendidikan 2017. Membawakan 4 buah lagu dan ceritanya tentang semangatnya untuk terlibat di dunia pendidikan, Tulus telah mengakhiri rangkaian acara PeKan dengan semangat baru. Pengunjung perlahan beranjak membubarkan diri, dengan optimisme dan harapan harapan baru untuk pendidikan di Indonesia.